Saung Kelir dengan bangga telah berhasil menyelenggarakan acara bedah buku antologi cerpen karya Sabar Subadri pada Minggu 17 Maret 2019, selepas tengah siang.
Acara diawali dengan sambutan dari Eddy Supangkat yang adalah sejarawan kota Salatiga. Dalam sambutannya, Eddy menyampaikan tantangan pada Sabar Subadri untuk bergerak di dua kaki, yaitu lukis dan sastra. Tantangan ini pun disambut Sabar dengan gembira.
Antologi cerpen karya Sabar Subadri ini berjudul Tanpa Mimpi; berisi sepuluh cerpen dengan kisah, tokoh, dan setting yang berbeda, hasil pengamatan dan perenungan Sabar Subadri atas pengalaman dan peristiwa-peristiwa di sekitarnya.
“Menulis cerpen itu jangan dengan mengarang cerita, tapi ceritakan peristiwa yang kamu alami atau amati,” demikian Sabar membagikan tips dalam proses kreatifnya.
Antologi cerpen ini menurut Sabar adalah sebuah sikap dekonstruktif atas perilaku sosial di sekelilingnya yang dia anggap sering tidak dilandasi pikiran kritis.
“Banyak latah dan gossip beredar di masyarakat, karena enggan berpikir kritis. Dan melalui cerpen-cerpen ini, saya hendak membantah latah itu.”
Acara bedah buku itu sendiri menurut Sabar adalah sebuah demonstrasi dari praktek berpikir kritis, di mana ia mengundang kritikus dari UKSW khusus untuk mendekonstruksi karya fiksinya.
“Di sini kita saling menyanggah, tapi masih bisa tertawa bersama,” pungkasnya.
Buku antologi cerpen Tanpa Mimpi dijual dengan harga Rp 60.000,- per eksemplar. Pecinta buku dapat membelinya langsung di Saung Kelir, atau menghubungi tim marketingnya melalui WA di nomor 0856-2751-682.